17 September 2008

Gaya Hidup



Kita kerja mati-matian demi uang-masih sah. Tapi kalau akhirnya semuanya diukur dengan uang, sudah mulai nggak beres, tuh! Kita termasuk kategori yang mana, nih?

Orientasi lebih
"Value atau nilai yang ditanamkan di keluarga sangat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap uang atau materi. Misalnya, bagaimana pandangan keluarga terhadap si kaya atau si miskin, atau sekaya apa pun pun kita tetapi kalau mencuri, uang itu jadi nggak ada artinya, dan sebagainya," jelas Rima Olivia, psikolog. Nilai itulah yang secara tidak langsung akan 'membentuk' pola pikir kita.

Faktor lain
Gaya hidup saat ini juga ikut 'berperan' membentuk persepsi kita terhadap uang. Kalau kita lihat, nih, keberhasilan, kesenangan, kebahagiaan, bahkan untuk mendapatkan ketenangan yang katanya hakiki itu, patokannya adalah uang!

Contoh gampangnya, kalau mau kuliah di tempat oke, berarti kita harus siap keluar uang banyak. Mau kualitas bagus? Harganya sudah pasti lebih mahal, dong. Ungkapan ada uang, ada barang makin dibenarkan, tuh! "Persepsi inilah yang berkembang dalam masyarakat, sehingga seolah-olah uang dan materi adalah yang terpenting," kata Rima.
.
Hitung untung-rugi
Berorientasi pada uang tentu saja nggak salah 100%. Menurut Rima, daya juang kita yang berusaha untuk mendapatkan uang (dengan cara halal pastinya!) bisa dianggap sebagai sesuatu yang positif. Namun, orientasi terhadap uang dinilai berlebihan ketika seseorang nggak tahu kapan harus berhenti dan gimana dampaknya buat orang lain.

Batasi sekarang
"Penting banget buat terus mengevaluasi diri. Kita sendiri yang tahu kalau terlalu berlebihan berarti ada yang salah dalam diri kita, dan mau membenahinya," jelas Rima.

Jangan bikin evaluasi pada diri sendiri saat sudah kepentok dan berjanji memperbaikinya di tahun berikutnya. Sst... yang namanya introspeksi bisa dilakukan kapan saja dalam waktu singkat!

Uang itu penting, tapi bukan yang terpenting-setuju banget! CC

Saran n Kritik

Saran dan Kritik Pengunjung